Selasa, 16 Juli 2013

Seindah Langit Biru - Wibi AE


Seindah Langit Biru
by Wibi AE
0 Colour Pages & 218 B/W Pages
Kategori: Kumpulan Cerpen
Harga: Rp 49000

'Tak selalu apa yang kita inginkan itu yang jadi kenyataan, bahkan mungkin sebaliknya sesuatu yang tak kita ingini itu yang malah terjadi'. 
SEINDAH LANGIT BIRU, buku ini berisi sebelas cerita pendek tentang liku-liku kehidupan anak manusia, cinta dan cita-cita dengan latar belakang religi islami. 
 
Untuk mendapatkan infonya klik disini
Buku ini bisa dipesan secara online
silahkan kirim pesan melalui email : admin@nulisbuku.com
Untuk melakukan pemesanan, silakan cantumkan nama dan alamat lengkap, serta nomor telepon yang dapat kami hubungi. Setelah itu akan dikirimkan biaya perinciannya.

Info lanjut bisa hubungi saya secara langsung di
email wibikhan@gmail.com atau
fb Wibi AE
atau whatsapp 081380413940

Harga belum termasuk ongkos kirim, paket dikirim dari JNE Surabaya
Untuk lebih hemat, bisa melakukan pesanan kolektif karena JNE membebankan biaya per kg, untuk 'SEINDAH LANGIT BIRU' bisa berisi 3 eks/kg.

 Buku ini berisi 11 cerpen
  1. BUKAN CINTA BIASA
  2. PERSAHABATAN TERINDAH
  3. TOGEL
  4. SINAR BELUM DATANG
  5. AKU PULANG
  6. PENGAMEN BUS KOTA
  7. PERDEBATAN DENGAN IBLIS
  8. SENANDUNG AYAT-AYAT CINTA
  9. SEINDAH LANGIT BIRU
  10. ABIKU BUKAN AYAHKU
  11. SANG LELAKI DAN JAKARTA
Mau baca sampelnya silahkan klik disini

Sampel 'Seindah Langit Biru'



SAMPEL halaman 19 -21



 “Kamu tahu Nei,…..”.

Suara Mas Bahri membuat aku kembali dari perasaanku yang terbang ke masa lalu.

“Aku sangat mencintaimu”. Mas Bahri meneruskan kalimatnya. Dan sudah tak bisa kuhitung berapa kali suamiku sudah mengatakan kata-kata itu padaku.

“Kemarin Papa mengatakan lagi padaku agar aku  mau menikah lagi”.

‘Menikahlah Mas, itu yang harus Mas lakukan’.

”Apa aku harus  menikah sementara wanita yang aku cintai tergolek tak berdaya disini”.

‘Ragaku memang tak berdaya, tapi iringan doaku selalu terlantun untukmu. Untuk anak-anak kita Mas’.

“Satu-satunya wanita yang telah memenuhi isi hatiku adalah kamu Nei, bangun Nei, aku dan anak-anak menuggumu”.

Mata Mas Bahri yang terhalang oleh lensa kaca mata tampak berkaca-kaca. Dan kurasakan pula pipiku basah oleh air mata. Mas Bahri  begitu  percaya dengan keajaiban itu. Keajaiban untuk aku bisa bangun lagi. Berdiri. Menyambut dia pulang kerja. Mengasuh anak-anak. Saling menyempurnakan peribadatan dunia akhirat, seperti doa pernikahan kami dahulu. Ya, Mas Bahri begitu yakin, akan tetapi keyakinanku tentang keajaiban itu telah memudar.

“Papa tadi juga bilang bahwa  berpoligami itu tidak dilarang dalam islam”.

‘Itu benar Mas. Tentu Mas lebih paham tentang hal itu’.

“ Mereka juga bilang tak baik hidup sendiri bagi seorang laki-laki, karena godaan setan bisa saja datang menjerumuskan”.

‘Itu juga benar khan Mas?’.

Aku terus berkomunikasi dengan  suamiku, walau hanya pembicaraan satu arah. Dan aku harap dia mampu menangkap ungkapan hatiku.

“Yang mereka katakan semua itu benar dan akupun tahu tentang itu. Jika sekarang aku menikahpun aku tahu kamu tak akan membenciku. Namun Nei, godaan setan itu tak seberapa dibanding cintaku pada Allah yang telah memberikan bidadarinya untuk menemani hidupku”.

Mas Bahri membuat aku semakin trenyuh. Mas Bahri begitu mencintaiku. Kata-kata dalam syairnya benar. Aku yang paling dicintainya setelah Allah dan RasulNya. Tak ada wanita lain dihatinya.

‘Menikahlah Mas’. Bisikku.

“Aku tak akan menikah lagi. Kau ingat pernah meminta padaku untuk tak menikah lagi kecuali jika kau sendiri yang memilihkan wanita lain untukku. Kau ingat itu Nei, dan aku masih memegang janjiku itu, walau aku tak pernah berniat menikah lagi setelah kau hadir dalam kehidupanku”.

Ya Allah, Mas Bahri masih ingat akan janjinya dulu, saat masa awal pernikahan kami. Dia seorang lelaki yang setia. Segala puji untuk-Mu ya Allah, Engkau telah menganugerahiku seorang yang tak ternilai untukku. Seorang yang senantiasa mencintaiku. Walau sekarang keadaanku tak lebih bagai mayat hidup. Entah bagaimana keadaan tubuhku sekarang. Apa aku semakin kurus dengan tulang-tulang yang semakin menonjol. Atau aku malah semain gemuk karena cairan infus yang tak berhenti mengalir ketubuhku. Aku tak pernah bisa melihat tubuhku. Hanya sesekali Sifa membiarkan aku melihat wajahku dicermin yang dibawanya saat merawat tubuhku. Wajah yang pucat. Tak ada rona segar yang terpancar darinya lagi. Apa Mas Bahri masih tertarik dengan wujudku seperti ini. Bukankah keutamaan seorang istri itu menyenangkan jika dilihat suaminya. Namun demikian, karena perawatan yang dilakukan Sifa, tak membuatku terlalu risih saat Mas Bahri berada didekatku.

‘Ya Allah beri aku kesabaran untuk menjalani segala takdir yang Kau berikan untukku. Aku tak ingin menyusahkan keluargaku dengan keadaanku seperti ini.


SAMPEL halaman 121 -123

“Bagaimana menurut Mas, Nyonya Mira itu?”. Tanya sopir pada Malik yang duduk disebelahnya. Tangannya masih sibuk menyetir.

“Dia perempuan yang baik sekali, dia sudah saya anggap seperti ibu saya sendiri”.

Malik hanya menjawab singkat. Matanya menerawang kedepan. Pada lalu lalang jalanan yang ramai.

“Ha….ha….. Ibu ?”. Laki-laki tua itu tertawa.

“Dia juga perempuan yang sangat menarik diusianya yang ketiga puluh sembilan, saya saja bisa ngiler jika memandanginya terus, apalagi kamu yang masih berdarah muda !”.

Sopir tua itu berkata lagi.

Malik diam, dia benar-benar tak suka pada arah pembicaraan Pak Amat. Sopir Tante Mira. Walau sebenarnya apa yang dikatakan Pak Amat memang benar. Tapi dia selalu berusaha menjaga pandanganya dari perempuan itu. Agar tak ada celah-celah yang bisa dimasuki setan untuk menggodanya.

“Nyonya itu sangat kaya Mas, dia bisa memberikan apa saja pada Mas”.

Pak Amat melanjutkan. Malik hanya tersenyum kecut, tak mengerti maksud kata-kata Pak Amat.

Mobil berbelok memasuki halaman sebuah rumah mewah.

“Masuklah Mas…!”. Ucap Pak Amat.

“Kenapa sepi begini, mana undangan yang lain ?”. Tanya Malik bingung. Katanya ada pesta ulang tahun. Tapi tak ada mobil lain di halaman.

“Sudah masuk saja, kamu sudah ditunggu”.

Pak Amat menyuruh Malik untuk langsung masuk. Malik melangkah.

“Selamat bersenang-senang anak muda”. Bisik Pak Amat.

Mata Malik menatap tajam pada Pak Amat. Apa maksud kata-kata sopir itu. Emosi anak jalanannya sempat muncul. Tapi kemudian dia sadar Pak Amat hanya orang tua yang kurus kering. Tak usah mengeluarkan jurus, sekali tendang pasti sudah roboh ke tanah. 

Malik disambut gembira didepan pintu oleh Mira. Gaun malam yang dipakainya benar-benar membuat Malik risih.

“Apa saya datang dihari yang salah ?”.

“Tidak Malik, Tante hanya ingin makan malam denganmu”.

Mira menuntun Malik keruang makan. Sebuah meja makan telah diatur untuk dua orang. Lampu dimatikan, hanya dua batang lilin yang menyala. Malik semakin bingung. Perasaannya tidak karuan. Jantungnya berdebar lebih dari biasanya. Selama makan Malik diam, hanya sepatah dua patah kata terucap saat Mira bertanya seputar hidangan dihadapannya. Muka Malik tertunduk, menghindari tatap mata Mira yang menurutnya sangat aneh.

“Dimana keluarga Tante, suami dan anak-anak Tante ?”. Malik bertanya tak lebih hanya sekedar basa-basi, mengusir kegundahan dalam hatinya.

“Kami sudah bercerai dan kedua anakku tinggal bersama ayahnya”. Mira menjawab dengan cuek tentang basa-basi Malik.

 Mira mendekati Malik perlahan, membuat Malik semakin kikuk.

“Dan putra sulungku seusiamu, Malik”.

Kata-kata itu membuat Malik agak lega. Karena perempuan yang dipanggilnya Tante Mira itu menganggap Malik seperti anaknya. Tapi kelegaan itu hanya sebentar. Keringat dingin keluar dari tubuh Malik, saat Tante Mira menyentuh pipinya. Dan terus mendekat.

“Aku kesepian Malik, aku ingin kamu membahagiakanku dihari ulang tahunku ini”. Mira terus mendekat.

Darah Malik mengalir lebih cepat. Jantungnyapun berdetak lebih keras. Belum pernah dia sedekat ini dengan perempuan kecuali ibunya dan Fatma, gadis kecilnya. Walau usia Mira dua kali lipat darinya, Malik juga seorang lelaki yang sudah beranjak dewasa. 

kunjungi cara pembeliannya http://www.cakrabuanaku.blogspot.com/2013/07/seindah-langit-biru-wibi-ae.html

Sabtu, 13 Juli 2013

MUDIK DENGAN SEPEDA MOTOR



narsis dulu di semarang
Bulan Ramadhan telah tiba. Tapi yang mau dibicarakan kali ini bukan tentang puasanya, tapi tentang akhir Ramadhan yaitu lebaran. Dan yang identik dengan lebaran adalah musim mudik. Mudik menjadi tradisi umat muslim yang sangat fenomenal di Indonesia setiap tahunnya. Hampir 20 juta orang akan pulang dari tempatnya hidup dan bekerja ke kampung halamannya. Mereka akan merayakan Idhul Fitri bersama keluarganya. Migrasi besar-besaran akan terjadi dalam moment ini. Para perantau secara hampir bersamaan akan bergerak ke daerah tempat asalnya. Apa yang terjadi? Tentu saja sebuah keramaian yang luar biasa di jalur mudik yang mereka lewati. Para pemilik jasa transportasi akan menaikan harga tiketnya untuk meraup keuntungan besar. Apalagi tahun ini lebaran hampir bersamaan dengan kenaikan harga BBM yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Tapi hal itu tak akan mengurangi semangat para perantau untuk mudik. Ada kepuasan tersendiri bagi para perantau ketika saat lebaran mereka bisa berkumpul bersama orang tua, sanak saudara dan handai taulan lainnya. Jadi harga tiket yang melambung kemacetan panjang yang menghadang, bukanlah halangan. Bagi yang merasa finansialnya pas-pasan mungkin akan mudik menggunakan sepeda motor. Itupun untuk mereka yang punya mental kuat menghadapi beratnya jalur mudik yang akan dilalui.
Disini saya akan berbagi pengalaman tentang menggunakan sepeda motor saat mudik. Alhamdulillah, Insya Alloh lebaran kali ini adalah tahun keenam saya ‘touring’ melintasi pantura bersama bebek kesayangan saya.

Kota yang saya tuju adalah Madiun di Jawa Timur
Jalurnya adalah
Cikarang – Karawang – Cikampek – Pamanukan Subang – Cirebon -  Indramayu – Brebes – Tegal – Pemalang – Pekalongan – Batang – Kendal – Semarang – Ungaran – Salatiga – Boyolali – Solo – Sragen – Mantingan – Ngawi – Maospati Magetan – Madiun
Untuk Yang jalur Surabaya
Dari Semarang menuju arah ; Demak – Kudus – Rembang – Tuban – Babat – Lamongan – Gresik – Surabaya

Tips Mudik Sepeda Motor
Tips ini mungkin tak berlaku bagi mereka yang punya club motor yang tiap harinya sudah akrab dengan touring kemana-mana
  • Persiapan sebelum berangkat
    • Persiapan Motor ; pastikan kendaraan dalam keadaan oke dengan melakukan servis lengkap, ganti oli dan bahan bakar full tank.
    • Persiapan Safety : pake jaket plus rompi, sarung tangan, sepatu, helm full face, dan masker. Boleh juga menyiapkan jas hujan.
    • Persiapan mental dan fisik : tidur cukup sebelum berangkat agar badan bugar, boleh memantau informasi mudik tapi jangan fokus pada berita-berita kecelakaan agar pikiran tak terbebani.
    • Persiapan lain-lain : uang pastinya, identitas lengkap misal: KTP, SIM, STNK, obat tetes mata, kalau tak mau beli dijalan bisa menyiapkan makanan dan minuman ringan ataupun multivitamin untuk menjaga energi tubuh.
  • Berangkat dengan berdoa terlebih dahulu
  • Jika berkonvoi sebaiknya ada koordinator depan dan belakang,  
  • Jika ngantuk HARUS ISTIRAHAT, cari tempat yang paling nyaman untuk istirahat masjid misalnya, tentunya sekalian menunaikan kewajiban sholat jika sudah masuk waktu sholat.
  • Patuhi rambu-rambu lalu lintas
  • Perhatikan papan penunjuk arah jalan jika lupa dengan jalur yang dilalui
  • Kondisikan isi tangki bahan bakar supaya tak benar-benar habis dan mogok.
  • Selalu waspada karena bukan kita sendiri yang menggunakan jalan raya
my bebek

SELANJUTNYA 
HATI-HATI 
DAN SELAMAT BERKUMPUL BERSAMA KELUARGA ANDA

Jumat, 05 Juli 2013

Detik

Detik,
yang menggelitik kehidupan
antara tawa dan air mata

Detik,
yang berlalu tanpa jejak
yang selalu pergi tanpa kembali lagi

Detik adalah harapan
Detik adalah kecemasan
Detik adalah bayangan
tanpa pesan
tiadapun kesan

Detik,
yang melangkah tanpa pasti
yang menjejaki langkah berduri

Detik,
Karena kau adalah saksi
dari setiap mimpi
Karena kau adalah mata
di tiap putaran dunia

Detikku
tanpa waktu
Detikku
hampa tanpa rasa

Dan detik terus menjelang
Tanpa sebuah senyuman

Sayap Bidadari

seakan dawai sang surya
bergemuruh dalam lagu rindu yang merdu
membalut semua rasa penuh gelora
kan kusambut kau dengan cinta
dalam mahligai kalbu yang penuh pesona

tapi kemanakah kau terbang?
tak lelahkah kau slalu menghilang
dalam tiap kepakan sayap yang kau bentangkan

tak inginkah kau hinggap di pelabuhan akhirmu
menjuntaikan segenap wangimu untukku
mewarnai seluruh kehidupanku

berhentilah..............
dan ganti sayap bidadarimu
dengan selendang rindu
dalam balutan cintaku

Saat Kelam

Malam kelam
Mencekat bara bara nestapa
Dalam kengiluan dinginnya rasa
Menghujat pekat yang kian menyayat
Saat bulan coba berpendar
kemudian hilang
terlibas mendung yang menggantung