Tahukah agan bagaimana rasanya ketika mengetahui kita akan
menjadi ayah. Berjuta rasanya. Hihi lebay. Tapi begitulah. Aku menikah 16 Juni
2012 lalu sesuatu yang diharapkanpun terjadi. Setelah sebulan lebih satu minggu
menikah, aku penasaran dan membeli test pack untuk istriku. Dan apa hasilnya? Dua
buah garis merah tercetak dikertas kecil itu. Tandanya apa?. Tentunya positif. Untuk
memastikannya aku memeriksakan istriku ke dokter kandungan di Rumah Sakit
Medirossa Cikarang. Setelah di USG, kata dokternya memang ada sebuah penebalan
yang menempel didinding rahim istriku tapi ukurannya masih sangat kecil, hanya
beberapa millimeter. Jadi sang bu dokter kandungan masih belum berani
memastikan istriku hamil atau tidak. Bisa jadi memang hamil, bisa pula karena
tanda-tanda mau menstruasi. Tapi waktu itu aku tetap yakin kalau istriku memang
hamil, terbukti setelah sebulan kemudian periksa lagi sudah ada janin calon
anakku di rahim istriku. Hmmm senangnya. Aku jadi over protective, tentunya
untuk kebaikan anak dan istriku. Sering browsing mengenai seluk beluk
kehamilan. Mulai apa yang boleh dan tak boleh dimakan oleh istri, apa yang
dilakukan, perkembangan janin dari minggu pertama sampai terakhir, sampai
persiapan kelahiranpun aku tahu. Loh ini sebenarnya ini siapa yang hamil sih? Hehehe.
Dan jadinya, tiap istriku mau makan sesuatu atau melakukan sesuatu diluar kebiasan
dia akan bertanya lebih dulu padaku boleh atau tidak. Jadi dokter kandungan
pribadi dadakan.
Dek Ara saat setelah lahir |
Kesabaran diuji
ketika usia kandungan memasuki minggu ke7, istriku mulai sering mual dan
muntah. Lebih sering lemes, pusing dan sensitif. Waktu itu sedang bulan
ramadhan, istriku memaksakan diri untuk puasa, namun karna khawatir aku
menyuruhnya tak berpuasa di ramadhan ke-23. ‘Mabuknya’ semakin parah saat mudik
ke Madiun. Istriku sudah pulang duluan 2 minggu menjelang lebaran. Di H+3 kami
melakuakan perjalanan dari Jogja – Madiun naik motor. Nekat banget ya, iya
soalnya waktu mau berangkat istriku baik-baik saja. Tapi setengah jam
perjalanan berlalu, ‘mabuk’ istriku semaikin parah. Mual dan lemes. Kami sering
berhenti untuk istirahat. Bahkan aku hanya memakai tangan kananku untuk
mengendalikan stang motor, sedang tangan kiriku memegangi tangannya. Kondisinya
lemah, aku sangat khawatir, hanya berdo’a supaya perjalan kami selamat. Alhamdulillah
saat magrib kami sampai di Madiun. Perjalanan Jogja-Madiun ditempuh dalam waktu
10 jam wow. Di Madiun kondisi istriku tidak stabil kadang sehat kadang lemas,
lalu aku periksakan dia ke RSI Aisyah Madiun, hasilnya istriku harus di infus beberapa
jam karna dehidrasi. Tak mengapa kata dokter kondisi janin istriku baik baik
saja.
Dek Ara umur 3 hari |
Sedih ketika aku harus berpisah dengan istriku saat aku
harus kembali ke Cikarang. Aku balik naik motor sedang istriku sementara
tinggal di Jogja. Tapi sebulan kemudian aku menjemput istriku. Apapun yang
terjadi aku ingin menjaga istri dan calon anakku dengan baik. Ditengah ‘kemabukannya’
aku semangat mensuppotnya. Dia tak bisa makan nasi. Tiap ada sesuatu makanan
yang masuk kemulutnya kemudian keluar lagi. Entah berapa kali dalam sehari dia
muntah. Berat badannya sebelum nikah 46 Kg tapi ini hamil 3 bulan jadi 42 Kg. Aku
berusaha menyiapkan makanan yang bisa diterima lambungnya. Es krim, susu
kedelai yang kubuat saat malam, lalu jus buah yang aku buat sebelum aku
berangkat kerja, kadang aku juga membuatkannya bubur sumsum ataupun kacang
hijau. Hmmm perjuangan, untuk kebaikan anak dan istriku. Sampai memasuki 4-5
bulan ‘mabuknya’ berhenti. Tapi tak berhenti aku mengingatkanya untuk menjaga
kehamilannya. Mengingatkanya makan dan minum vitamin, menemaninya jalan pagi,
mendowloadkanya senam hamil sampai minggu ke 34. Aku mengantar istriku ke Jogja
lagi untuk persiapan lahiran disana.
Memasuki minggu ke 39 aku menjenguknya, karena aku
berfirasat dia akan melahirkan. Hari ke 3 aku disana, istriku mulai merasakan
kontraksi kecil jam satu malam, namun baru ke bidan pada pagi harinya. Jam 7
pagi baru pembukaan 1. Kata bidannya mungkin bayi kami akan lahir sore hari. Tapi
ternyata pembukaan rahim berjalan sangat lambat. Jam 10 malam sang bidan
memutuskan untuk merujuk istriku ke Rumah Sakit Wates, Pikiranku berkecamuk tak
tenang, setengah jam perjalanan kami langsung ke IGD dan masuk ruang observasi.
Disitu istriku mulai merasa kesakitan yang semakin bertambah hebat. Saat aku
bertanya pada suster mengapa tak ada tindak lanjut, mereka cuma bilang memang
begitu prosesnya, aku kuga sempat jengkel pada ibu mertua dan budhe istriku
karena mereka cuma diam saja tanpa memberikan solusi apa yang harus dilakukan
padahal mereka lebih berpengalaman karena punya banyak anak. Sedang aku tak
tega melihat istriku mengerang-ngerang kesakitan kehabisan tenaga dan
bercucuran keringat. Aku terus menguatkan istriku. Kubisikan dzikir-dzikir
ditelinganya, memegang erat tangannya. Ah sungguh tak tega. Satu setengah jam
berlangsung, aku menyuruh suster memeriksanya. Dan apa yang kulihat, sebagian kepala
bayi sudah terlihat disela 'peranakannya'. Langsung istriku dilarikan ke ruang
bersalin. Aku tetap mendampinginya ketika para bidan menanganinya. Dan dalam
tiga tarikan nafas terdengarlah suara bayi menangis. Bayi perempuan cantik yang
lahir dengan berat 3,2 Kg pada tanggal 26 Maret 2013 jam 01.10 itu kemudian
kuberi nama NAIARA AURUM WIMAPUTRI.
Tips Untuk Calon Ayah Baru
- Perhatian lebih untuk istri itu sangat penting, jadi suami lebih baik juga tau tentang seluk beluk kehamilan supaya tau juga perkembangan janin dalam kandungan.
- Sabar, pada awal-awal kehamilan mungkin istri akan lebih sensitif
- Selalu mengingatkannya tentang makan dan minum vitamin serta motivasi dia untuk semangat melakukannya.
- Bantu dia melakukan pekerjaanya, jangan terlalu capek
- Antar untuk konsultasi ke bidan atau dokter kandungan untuk tau perkembangan janin
- Dan ehem untuk urusan ranjang, hati-hati pada 3 bulan pertama karena kondisi janin masih rentan jangan terlalu ekstrim ya hehe, namun dibulan-bulan akhir katanya sih dianjurkan untuk sering-sering ‘beraktivitas’ agar lahirannya nanti lancar. Yang perlu diingat sperma yang dikeluarkan didalam juga bisa mempengaruhi kontraksi. jadi mungkin istri akan merasakan mual atau agak kesakitan setelah selesai.
Oke sudah dulu ya, sudah malam
SELAMAT MENJADI AYAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar