Dua minggu, dan akhirnya libur lebaran tahun ini telah usai. Tanggal 19 besok sudah mulai masuk kerja. Sebenarnya tanggal 13 sudah masuk, tapi berhubung adik ipar mau nikahan dan cuti habis terpaksa deh ‘itb’ ijin tak dibayar. Bingung mau berangkat balik ke Cikarang kapan. Kalau hari kamis (15/08) rasanya masih capek rabu baru pulang dari Jogja dan motor belum ganti oli. Kalau hari Jum’at (16/08) susah akses jum’atan dalam perjalanan. Kalau berangkat Sabtu, ntar istirahat sebelum kerja sedikit. Bingung tapi akhirnya diputuskan hari Jum’at berangkat setelah jum’atan. Padahal biasanya berangkat dari Madiun ke Cikarang setelah subuh untuk menghindari teriknya panas matahari.
bebek bandel |
Yups sekitar jam satu siang semua perlengkapan siap. Si bebek
bandel sudah kinclong. Tas penuh dengan oleh-oleh. Perlengkapan biker sudah lengkap jaket, rompi, sepatu, sarung tangan, masker serta helm full face. Dan
setelah pamitan pada seluruh keluarga, aku melaju revo-ku melaju teriknya siang
apalagi jalurnya kearah barat. Wah panasnya ‘kempleng-kempleng’.
Sampai di Maospati tangki bensin kuisi dua puluh ribu,
busyet si petugas pom ngisinya sambil ngobrol sama temannya hingga tak tau kalo
tangki penuh dan luber. Ya sudahlah lanjutkan perjalanan. Magetan – Ngawi ramai
apalagi di alas Mantingan bertemu dengan truk-truk, dan bis-bis arus balik yang
menuju Jakarta, karena biasanya bis dari Jawa Timur berangkat ke barat sekitar
jam sebelas siang sampai jam satuan. Tetep deh gas pol. Masuk Jawa Tengah di
Sragen aku masuk jalur kota. Tujuanku lewat jalur alternative Gemolong jadi tak
melewati Solo. Masuk Gemolong jalanya jalan kampung biasa melewati sawah dan
bukit jalur ini nantinya akan tembus ke Salatiga. Sekitar jam tiga sore aku
sampai di Karanggede, Boyolali, aku mampir di pom bensin untuk mengisi bensin
karena skalanya sudah dibawah merah sekalian sholat ashar. Sekitar satu jam di
Boyolali aku melaju lagi bebekku. Masuk Salatiga lalu Ungaran dan saat adzan
magrib aku sampai di Simpang Lima Semarang. Perjalanan arus balik kali ini
ditemani kendaraan yang didominasi mobil pribadi dan bis bis angkutan. Kalaupun
pemotor Cuma ketemu plat lokal, saat masuk Jawa Tengah beriringan dengan plat
AD, Saat sampai Salatiga dan kini Semarang platnya cuma H mulu. Tapi kadang-kadang
ketemu sih plat B atau AE yang saling salip menyalip denganku. Lumayan ada
teman diperjalanan. Komunikasinya dengan salip menyalip hehe. Memasuki waktu
isya aku sudah berada di Alas Roban, Batang. Aku berbelok ke masjid, masjid ini
sering aku singgahi saat perjalanan mudik. Walau tak sengaja menuju masjid
tertentu sering aku selalu singgah di masjid yang pernah aku singgahi sebelumnya.
Setelah menjama’ magrib dan isya’ kuisi perutku dengan sebungkus pop mie lalu
rebahan sebentar sambil main hp sendiri. Ya sendiri karena pemudik yang lain
bergerombol bersama keluarganya untuk yang pake mobil. Kalau yang sama-sama
pemotor mereka bersama teman-temannya. Namun ada juga beberapa yang melakukan
perjalanan mudik sendiri sepertiku.
Next. Sekitar jam 8 bebekku melaju lagi. Tapi baru beberapa
menit berlalu terdengar suara “bruaaaakkkkk” kuliahat samar-samar sebuah motor
dan penumpangnya terpental ditabrak sebuah mobil dari jalur kanan yang hendak
putar arah. Jantungku berdegub kencang agak ‘down’. Aku tak berhenti untuk
melihat yang terjadi, karena pasti banyak orang yang akan menolongnya karena
dekat dengan pemukiman ramai. Aku masih menata nyaliku sambil mengurangi
kecepatan motorku. Dalam hati aku hanya berharap semoga korban selamat. Malam semakin
gelap dan gerimis mulai turun. Aku mulai stabil lagi kecepatan sudah diatas 60
km/jam, tapi hujan semakin deras. Kurasakan tubuhku telah basah. Jalanan masih
ramai apalagi truk dan bis-bis yang tak peduli menyipratkan air yang menggenang
kearahku. Memasuki Pemalang aku mulai menepi dan berhenti diteras sebuah toko
yang tutup. Banyak pemotor yang menghentikan perjalanannya karena hujan. Entah itu
beristirahat di masjid, depan toko, warung makan atau apa sajalah yang penting
bisa buat berteduh.
Jam sebelas malam hujan mulai reda, aku menyusuri lagi
jalanan pantura yang basah. Salip menyalip dengan bis-bis dan para pemotor yang
mulai ramai. Gas pol terus, tapi memasuki Cirebon mata mulai tak bisa
dikendalikan. Jam setengah satu. Aku membelokkan motor memasuki halaman masjid.
Kalau musim mudik begini banyak jasa parkir di pom bensin atau masjid. Tapi aku
lebih nyaman beristirahat di masjid. Sekitar satu jam merebahkan badan, tapi
mungkin cuma sepuluh menitan mata ini terpejam. Tak apalah yang penting sudah
tak ngantuk. BERBAHAYA. Masih sepertiga perjalanan, aku melaju motorku menembus
angin malam yang super dingin. Tapi dingin itu seperti ‘hilang’ saat sudah
melaju dijalan raya. Balapan dengan kendaraan lain seperti memanaskan malam
yang dingin. Sayangnya bebekku cuma bisa mentok diangka 100 km/jam. Waspada tapi
aku punya target sholat subuh di Cikarang. Memasuki Kandanghaur jalanan mulai
macet. Jalan yang seharusnya 2 jalur untuk roda empat telah berubah tiga jalur
roda empat. Tapi itulah untungnya pakai motor, tak akan terjebak macet. Sudah terbiasa
menerobos jalur diantara bis-bis, truk, dan mobil pribadi. Butuh nyali dan
kelihaian supaya spion tidak nyangkut atau ‘tekor’ dengan menabrak kendaraan
lain hehehe.
Jam 4 sudah sampai Cikampek tapi kok mata malah berat ya. Haduhh….
Ya sudah mampir di pom bensin dulu. Isi bensin, minum seteguk air, dan beli dua
buah gorengan. Tapi saat menggigit gorengan kedua terpaksa kumantahkan lagi. Hueekkk….
Rasanya sudah asam. Tentunya tanpa sepengetahuan penjual aku buang sisanya
dibawah kakiku. Jaga perasaan yang jual hehehe. Oke perjalanan dilanjutkan
sampai Karawang adzan subuh telah berkumandang. Lepas jalan baru lalu masuk
Cikarang rasanya semangat berlipat. Sampai lagi di tanah kenyataan walau bukan
tanah impian. CIKARANG. Sekitar jam lima lebih sedikit aku memasuki ‘kontrakan
sweet kontrakan’. Alhamdulillah target tercapai, langsung sholat subuh sebelum
keduluan matahari. 16 jam petualangan beraspal selesai, walau kali ini lebih
lambat dari sebelumnya. Si Revo sudah tahun keenam ikut mudik. Tahun depan ikut
lagi gak ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar