Mungkin anda pernah mengalami rasa
pegal dan nyeri, yang biasanya hilang setelah dipijat atau dibalur dengan obat
gosok. Memang selang beberapa saat, rasa tersebut berkurang. Namun kembali
muncul dan semakin parah, dengan rasa pegal dan nyeri hampir di seluruh
persendian. Sayangnya anda tidak menyadari penyakit yang sedang anda derita,
sampai akhirnya memutuskan ke dokter dan melakukan pemeriksaan darah. Saat itu
mungkin anda baru mengetahui bahwa rasa nyeri yang ia rasakan adalah akibat
tingginya kadar asam urat (10mg/dl), padahal kadar normal asam urat adalah
3.4-7mg/dl (pria) dan 2.4-5.7mg/dl (wanita).
Apakah sebenarnya asam urat dan bagaimana bahayanya?
Asam urat/gout/pirai dikenal sejak
zaman Yunani kuno, sebagai penyakit orang kaya. Gout sendiri berasal dari
bahasa Latin: “guttan” yang berarti tetesan, karena diduga berasal dari tetesan
racun yang jatuh satu per satu pada persendian. Tingginya kadar asam urat yang
ditemukan dalam darah penderita gout sendiri sebenarnya baru diketahui pada
abad ke-18, berdasarkan penelitian Sir Alfred Garrod melalui isolasi asam urat
dari batu ginjal. Hingga kini, gout sering disebut penyakit asam urat atau
arthritis gout yang merupakan salah satu jenis penyakit rematik atau radang
sendi.
Apakah itu Asam Urat?
Asam urat merupakan bagian normal
dalam darah dan urin, tepatnya hasil pemecahan sel tubuh. Setelah sel tubuh
mati, maka purin yang terdapat dalam inti sel akan mengalami metabolisme
lanjutan, dengan hasil akhir asam urat dan akan dikeluarkan tubuh melalui
ginjal.
Pada metabolisme normal, kadar asam
urat selalu diatur dalam batasan normal. Asupan makanan yang terlalu banyak
mengandung purin, kelainan metabolisme tubuh seperti pemecahan sel yang terlalu
banyak (dengan prevalensi penderita 20-30%) atau adanya kelainan fungsi ginjal
(dengan prevalensi 75%) dapat menyebabkan kadar asam urat meningkat.
Selain itu, penyakit asam urat juga
dapat terjadi akibat obesitas dan komplikasi penyakit diabetes melitus,
hipertensi dan arteriosclerosis (penyempitan pembuluh darah oleh kolesterol
jahat), yang dapat merusak pembuluh darah dan syaraf pada organ tubuh, termasuk
ginjal. Dengan rusaknya ginjal, maka sistem pengeluaran asam urat pun menjadi
terganggu, sehingga kadarnya meningkat.
Pria Lebih Beresiko?
Berdasarkan sumber yang dapat
dipercaya, sekitar 40% penduduk Indonesia berusia di atas 40 tahun mengalami
keluhan nyeri sendi dan otot seperti pada gout arthritis. Angka ini meningkat
dari tahun ke tahun, yang tidak saja didominasi oleh usia lanjut, tapi juga
diderita kaum muda.
Penyakit gout paling banyak diderita
oleh kelompok usia produktif antara 30-50 tahun, dan didominasi pria.
Bagaimana Gejalanya?
Pada stadium awal, penyakit gout
ditandai oleh hiperurisemia asimptomatis. Pada stadium ini, kadar asam urat
meningkat tanpa disertai arthritis (rasa nyeri), tofi (endapan keras seperti
batu karang) dan batu ginjal.
Sedang pada stadium selanjutnya,
penderita asam urat akan mulai merasakan radang sendi disertai dengan rasa
nyeri yang hebat, bengkak, merah dan rasa panas pada sendi kaki. Serangan akan
hilang sendiri dalam waktu ±10 hari atau ±3 hari (jika diberi obat).
Jika hal ini terus dibiarkan, maka
dalam waktu kurang lebih 1-2 tahun, penderita akan merasakan interval serangan
yang bertambah pendek. Lalu terbentuk tofi atau terjadi perubahan bentuk pada
sendi yang tidak dapat kembali ke bentuk semula, dengan rasa sakit yang lebih
hebat. Inilah yang disebut arthritis gout kronis.
Endapan kristal natrium urat yang
berlebihan dan mengendap pada persendian, selain menimbulkan nyeri dan linu
juga dapat menyebabkan tubuh sulit bergerak. Selain itu pengendapan ini dapat
pula terjadi pada pembuluh darah jantung dan ginjal. Komplikasi terakhir inilah
yang paling berbahaya, karena adanya endapan kristal natrium urat pada ginjal
dapat menyebabkan terbentuknya batu asam urat yang sering disebut batu ginjal.
Bagaimana Pencegahannya?
Kendalikan gout/asam urat dari sumber penyakit itu berasal. Pola makan tidak sehat yang menjadi sumber penyakit degeneratif sebaiknya mulai dihindari. Berikut tips singkat yang dapat Anda jalankan:
- Batasi konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi, dan pilihlah makanan dengan kadar purin rendah.
No
|
Nama
Makanan
|
Kadar
Purin
|
Saran
|
1 |
Seafood
(udang, kerang, cumi); jerohan (hati, ginjal, otak, jantung, limpa, paru);
alkohol; ragi/tape/brem; makanan dalam kaleng (sarden)
|
150
-1000 mg purin
|
Sebaiknya
tidak disantap
|
2
|
Daging
sapi, ikan selain no.1, kacang-kacangan, bayam, buncis, kembang kol, daun
singkong, daun pepaya, kangkung, asparagus, dan jamur
|
50
- 100 mg purin
|
Sebaiknya
dibatasi
|
3
|
Susu,
keju, telur, sayur, buah, dan serealia
|
0
- 15 mg purin
|
Sangat
disarankan
|
- Batasi konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula pasir dan olahannya (permen atau kue yang terbuat dari gula pasir), yang dapat beresiko terhadap peningkatan kadar asam urat serum.
- Hindari makanan tinggi lemak (kacang, gorengan, margarin, mentega dan makanan bersantan), yang dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin.
- Hindari konsumsi makanan berlebihan yang beresiko terhadap obesitas dan sesuaikan dengan kebutuhan kalori tubuh. Ingatlah bahwa obesitas merupakan salah satu faktor resiko terjadinya asam urat!
- Minum air putih minimal 2.5 liter (10 gelas) per hari untuk membantu mengeluarkan asam urat melalui urin.
Jadi untuk sumber makanan berprotein
yang sangat disarankan bagi penderita asam urat, Anda dapat memilih susu, keju
dan telur. Namun hati-hati dengan kadar lemaknya! Pilihlah yang rendah lemak.
Selain tips pola makan sehat di
atas, berolahraga teratur akan membuat tubuh Anda selalu tampil bugar dan
sehat. Berarti untuk mencegah penyakit asam urat dan komplikasinya, Anda cukup
menjalankan pola hidup sehat, bukan?
harus waspada ini berarti
BalasHapusJakarta || Banten ||Lombok